Sanggar Budaya "Serumpun"

Sabtu, 30 April 2016

Pakeliran Padhet

Siswa MTs N Pamotan
Antusias Mengikuti Pagelaran Pakeliran Padhet

Seni dan Budaya dalam arti luas, memiliki pemahaman yang menyatu dengan proses pembentukan cita rasa manusia terhadap waktu dan alam jagat raya.   Sebagai sebuah proses, Seni dan budaya saat  ini mengalami suatu keadaan, dimana kita (manusia) sebagai pelaku pencetus lahirnya seni dan budaya, termanipulasi oleh perkembangan zaman atau larut dalam seni dan budaya modern.   Proses perkembangan zaman  ini  mambuat kita lupa akan seni dan budaya leluhur yang merupakan prototype dan asal-usul lahirnya sebuah sejarah dan kebudayaan bangsa.
Berangkat dari kesadaran untuk mempertahankan budaya dan seni tradisional inilah, maka dalam rangka Hari Pendidikan Nasional, Sanggar Budaya “Serumpun” sebagai wadah untuk mengembangkan potensi dan kreasi guru dalam melestarikan budaya bangsa dengan inovasi dan kolaborasi seni tradisional dengan seni modern, dalam menyambut hari pendidikan nasional, hari ini Sabtu 30 April 2016 menggelar Pagelaran Wayang Kulit di MTs Negeri Pamotan dengan Lakon Dewa Ruci yang diikuti seluruh siswa-siswi MTs Negeri Pamotan sekaligus sebagai media Praktek Seni Budaya. Pertunjukan wayang kulit ini digelar bentuk inovasi dan kolaborasi sebagai hasil dari pengembangan potensi, daya cipta seni dan kreasi  yang dimiliki guru, yaitu dengan penggunaan alat musik modern sebagai pengganti iringan wiyaga/panjak (penabuh gamelan), sehingga Pagelaran Wayang Kulit yang akan diadakan tidak menggunakan iringan gamelan yang ditabuh oleh wiyaga/Panjak melainkan kolaborasi dengan alat musik modern.  Dan lebih unik lagi peralatan tersebut dimainkan oleh satu orang yaitu Dalang kecuali Pengendang, gender dan Sinden. 
Sebagai gambaran betapa bangganya “Dadi Wong Rembang” untuk mempertahankan dan mengangkat kembali kekayaan seni dan budaya yang mempunyai nilai-nilai luhur yang melekat sebagai karakter dan ciri masyarakat jawa pada umumnya dan masyarakat Rembang pada khususnya dari  masa lalu, kini dan masa datang.  Pagelaran wayang kulit ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu cara untuk tetap melestarikan budaya daerah/bangsa sehingga para siswa tetap akan mengenal potensi budaya bangsa.  Pementasan Wayang Kulit ini selain juga sebagai hiburan pada siswa yang akan menghadapi Ujian Nasional Tanggal 9 Mei 2016 yang akan datang juga digunakan sebagai ujian praktek seni dan budaya, karena setelah selesai pementasan siswa diwajibkan untuk membuat ringkasan cerita pementasan wayang, selain itu harapkan dapat memberikan inspirasi budaya pada generasi yang akan datang.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar